Rahasia umur panjang penduduk Hachijo,
Jepang, hingga rata-rata 90 tahun akhirnya tersingkap. Mereka rutin
mengkonsumsi ashitaba setiap hari. Tanaman obat kaya antioksidan itu
mereka jadikan sayur menyebabkan daya tahan tubuh sangat kuat.
Dr Nurliani Bermawie, periset di Balai
Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) menuturkan, ashitaba
mempunyai getah berwarna kuning atau chalcones yang keluar dari batang
dan daun. Di situ terdapat beberapa bahan aktif seperti xantoangelol dan 4-hydroxyderricin yang merupakan antioksidan. Di antara sekitar 50 anggota genus Angelica, ashitaba satu-satunya yang memiliki getah kuning.
Tanaman yang kini dibudidayakan Balittro itu bernama ilmiah Angelica keiskei Koidzumi.
Angelica disematkan lantaran ia multikhasiat. Selain kaya antioksidan,
tanaman itu juga ampuh mengatasi kanker seperti dibuktikan Toru Okuyama.
Peneliti di Fakultas Farmasi di Meiji University, Jepang itu
memberikan ekstrak ashitaba pada tikus pengidap kanker paru dan kanker
kulit. Enam bulan berselang, pertumbuhan kanker paru dan kanker kulit
berhenti.
Hasil itu diperkuat oleh riset Kimura Y di Kedokteran, Ehime University
Jepang. Ia memberikan ekstrak akar ashitaba 100 mg per kilogram bobot
tubuh tikus penderita tumor paru. Pertumbuhan tumor itu terhambat dan
tidak terjadi metastasis alias penyebaran sel ke jaringan lain. Senyawa
aktif yang berperan menghambat pertumbuhan tumor itu xanthoangelol. Ia menghambat sintesis DNA pada sel-sel tumor.
Xanthoangelol juga terbukti ampuh mengobati neuroblastoma alias kanker saraf dan leukemia. Tabata K dari Nihon University Jepang, membuktikan xanthoangelol
bersifat apoptosis alias menyebabkan program kematian sel kanker.
Setelah inkubasi selama 4 jam, terjadi apoptosis sel. Itu lantaran
caspase-3, sejenis protein dalam sel leukemia dan neuroblastoma menjadi
aktif setelah diberi xanthoanglol.
Klorofil
Keampuhan ashitaba terungkap sejak era
dinasti Ming (1518-1593). Saat itu para tabib meresepkan ashitaba untuk
menghilangkan kesulitan menstruasi, memperlancar aliran darah, obat
diuretik, dan memperlancar air susu ibu. Kerabat pegagan Centella asiatica itu juga berkhasiat antihipertensi sebagaimana dibuktikan Hirhosi Ogawa di Fakultas Kedokteran Kinki University, Osaka.
Senyawa 4-hydroxyderricin dalam getah kuning menekan tekanan darah sistolik. Faedah lain mengurangi LDL (low density lipoprotein)
atau kolesterol jahat dan trigliserida dalam hati tikus yang menderita
stroke dan hipertensi. Ashitaba juga memiliki aktivitas antidiabetes.
Kazuo Hida, herbalis di Jepang, menyebutkan 6 bulan setelah konsumsi
ashitaba, kadar gula darah turun dari 400 mg/dl menjadi 150 mg/dl.
Khasiat sebagai antidiabetes dan
antikolesterol itu juga dibuktikan oleh Wuryaning Setyawati, herbalis di
Jakarta Utara. Menurut Tatsuji Enoki di Biotechnology Research Laboratories, Takara Bio Inc. Jepang, kandungan 4-hydroxyderricin (4-HD) dan xanthoangelol dalam ashitaba memiliki kemampuan seperti insulin sehingga dapat menurunkan kadar gula darah.
Tanaman dari Hachijo itu kaya klorofil ,
zat hijau daun yang berperan mengumpulkan dan menyimpan energi matahari.
Menurut Dr Leenawati Limantara MSc, ahli klorofil dari Universitas
Kristen Satya Wacana, Salatiga, klorofil adalah pigmen utama yang
terdapat pada tumbuhan, alga, dan bakteri fotosintetik. ‘Perannya
sebagai antena penangkap cahaya dan pentransfer energi dalam proses
fotosintesis,’ kata alumnus Kwansei Gakuin University, Kobe, Jepang,
itu.
Klorofil merangsang produksi sel darah
merah yang berperan membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Zat hijau
daun itu pembersih darah dan hati serta mendorong pertumbuhan
mikroorganisme baik dalam saluran pencernaan. Bahkan klorofil juga mampu
meredam pertumbuhan sel kanker karena memiliki efek sitotoksik. Jurnal
Riset Kedokteran dan Biologi Brasil mengungkapkan metode penanganan
kanker paling mutakhir menggunakan 3 faktor yaitu fotosensitizer, cahaya
tampak, dan oksigen.
Senyawa kimia fotosensitizer membunuh
sel-sel kanker ketika disinari cahaya dengan panjang gelombang tertentu.
Klorofil mampu menyerap cahaya dengan panjang gelombang maksimum 770
nm. Itu sebabnya pengobatan modern mempercayai klorofil sebagai
penyembuh kanker yang aman dibandingkan obat kimia.
Angelica keiskei kaya betakaroten,
vitamin B1, B2, B3, B5, B6, biotin, asam folik, dan vitamin C. Ia juga
mengandung beberapa mineral seperti kalsium, magnesium, potasium,
fosfor, seng, dan tembaga. Menurut Nurliani, ashitaba mengandung vitamin
B12 yang biasanya ada pada hewan. Vitamin ini berfungsi untuk
memproduksi sel darah merah, meningkatkan produksi hormon, memperkuat
sistem imun tubuh dan meningkatkan daya pikir. Akar ashitaba mengandung
furanokumarin yang berfungsi sebagai antikanker.
Malaikat
Dengan seabrek khasiat, pantas jika tanaman itu bernama Angelica keiskei Koidzumi.
Bahasa Latin, angelica berarti malaikat. Keiskei untuk menghargai ahli
botani Jepang pada abad ke-19, Ito Keisuke. Sosok tanaman itu
mengingatkan kita akan seledri. Bedanya, ukuran ashitaba lebih besar,
tinggi mencapai 1,2 m. Keduanya memang masih sekerabat, sama-sama
anggota famili Apiaceae.
Pertumbuhan daunnya sangat cepat.
‘Sekarang daunnya dipetik, besok sudah mulai tumbuh lagi,’ kata
Nurliani. Itulah sebabnya ia dijuluki tomorrow leaf. Bunganya
hemaprodit karena organ jantan dan betina berada dalam satu bunga.
Penyerbukan tanaman dataran tinggi itu dibantu serangga. Ia menyukai
tempat yang terkena cahaya, tetapi mampu tumbuh di tempat ternaungi.
Pada umur 4-6 bulan, daun dan getah malaikat penyembuh itu bakal
mengobati beragam penyakit. (Ari Chaidir) Sumber: http://www.trubus-online.co.id
Posting Komentar